Indonesia Masih Darurat Stigma Tentang Kesehatan Mental

Beberapa bulan ke belakang, kesadaran masyarakat Indonesia dalam isu kesehatan mental dinilai terus meningkat. Dulu Indonesia mungkin masih menutup mata ketika membahas gangguan jiwa karena dianggap hal yang tabu. Tapi kalau kamu sadar, sekarang sudah banyak beberapa komunitas, kampanye, obrolan di media sosial bahkan karya film yang mengulas tentang kesehatan mental.

 

Meski sudah banyak dibicarakan, sayangnya kesehatan mental masih dianggap stigma bagi beberapa orang. Indonesia dengan segala keklenikannya menganggap bahwa orang dengan masalah kesehatan mental adalah orang gila atau kerasukan setan. Banyak juga yang menganggap orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang kurang pengetahuan agama dan tidak dekat dengan Tuhan. Padahal gangguan kejiwaan adalah kondisi medis di otak.

 

Kesehatan Mental Di Indonesia Masih Darurat Stigma

 

Masih inget nggak kasus artis korea Choi Jin-ri alias Sulli yang bunuh diri karena depresi? Mantan personil girlband f(x) ini bukan meninggal gantung diri tapi aksinya dipicu depresi akibat hujatan negatif yang dia terima dari media sosial. Sulli dianggap sebagai perempuan lugu dan periang. Tapi sayangnya, ketika Sulli memposting hal-hal di luar citra baiknya, komentar-komentar negatif datang yang memandangnya buruk atau gagal menjadi idola yang beradab.

 

Ia sendiri sempat mengakui kalau ia mengalami gangguan mental. Tapi sayangnya publik menganggap ia hanya mencari perhatian. Memang kadang orang yang mengalami gangguan mental nggak terlihat di depan bahwa dirinya menderita. Di setiap postingan media sosialnya, Sulli masih terlihat ceria menjalani karirnya sebagai influencer. Dari luar masih bisa tersenyum dan berinteraksi seperti biasa, tapi kalau mereka sendirian bisa tiba-tiba merasakan putus asa sampai ada pikiran dunia ini nggak mendukung dia.

 

Berkaca dari kasus di atas, mimin sempat baca artikel dari VOA Indonesia. Mengutip dari artikel tersebut, Benny Prawira seorang koordinator komunitas pencegahan bunuh diri Into The Light mengatakan stigma buruk masih mengganjal di Indonesia Karena hal ini, penderita gangguan jiwa malah merasa terasing dan tidak ada harapan. Fatalnya, mereka semakin takut untuk mencari bantuan dan berujung ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Triana Rachmawati salah satu local heroes Kejar Mimpi yang peduli dengan ODMK juga cerita kalau banyak masyarakat yang mengganggap penderita gangguan jiwa ini adalah aib dan terpinggirkan. Bahkan banyak yang memperlakukan mereka secara tidak manusiawi, seperti dikandangi, ditelantarkan hingga dipasung oleh keluarganya sendiri.

 

Indonesia butuh edukasi lebih lanjut mengenai kesehatan mental

 

Meski sudah gencar yang mengampanyekan isu kesehatan mental, belakangan muncul orang-orang yang mengklaim dirinya punya gangguan jiwa. Masih banyak yang bingung ketika merespon orang yang mengalami depresi. Ini yang menjadi PR buat Indonesia terhadap edukasi tentang kesehatan mental. Peningkatan kesadaran kesehatan mental ini seharusnya dilanjutkan dengan pendidikan intervensi krisis mental tahap awal. Misal kalau kamu merasa depresi, jangan langsung memvonis diri sendiri bahwa kamu nggak punya harapan. Masih ingat kan artikel Kejar Mimpi tentang film Joker? Tekanan mental memang nggak mudah tapi kamu pasti bisa melewatinya!

 

Mengutip dari artikel di Medium.com, pakar profesional kesehatan mental berbagi strategi yang mereka gunakan saat berjuang menjaga kesehatan mental yang bisa kamu coba sendiri di rumah!

 

1. Luangkan waktu untuk berkontemplasi diri

Ketika kamu mulai merasa terganggu sama satu pikiran, coba renungkan apa yang menjadi pemicunya, sudahkah dicari solusinya. Bila belum berhasil terpecahkan, terimalah sebagai pembelajaran baru dalam hidupmu. Mungkin hal ini bisa membantumu untuk berkembang lebih maju.

 

2. Luapkan emosi dengan menulis jurnal

Menulis jurnal mendorong kita mengeksplorasi pikiran dan perasaan terhadap momen yang kita hadapi. Jurnal juga sebagai media eksplorasi diri kalau kita lakukan secara konsisten. Jurnal ini hanya untuk ditulis dan dibaca kamu. Dijamin pasti lega setelah meluapkan emosimu di jurnal.

 

3. Tahu batasan kapan kamu butuh rehat

Kadang kita suka lupa waktu ketika terlalu sibuk bekerja atau mengerjakan tugas kuliah. Sampai akhirnya kita sadar kalau kita juga punya kapasitas diri dalam mengerjakannya. Selain fisik, mental pun juga butuh rehat setelah dipakai terus menerus untuk berpikir dan menjaga mood. Setelah kerja, jangan lupa rehat ya dengan tidur, mendengarkan lagu atau lakukan hal yang kamu senangi untuk merecharge kembali energi jiwa dan raga.

 

4. Ingatlah kamu selalu punya support system

Meminta bantuan orang lain bukan berarti kamu lemah. Kamu pasti selalu punya teman yang mendukungmu di kala susah maupun senang. Dia bisa jadi tempat untuk kamu bercerita ketika kamu butuh dukungan dan solusi. Nggak hanya teman dekat atau keluarga, sekarang juga banyak komunitas bersama psikiater yang bisa jadi tempat alternatif menenangkan pikiran.

 

6. Jauhkan hal yang bisa mengganggu kesehatan mental

Kadang media sosial menjadi sumber yang bisa membuatmu tertekan. Padahal kamu sendiri bisa membuatnya menjadi positif, Mungkin ada beberapa orang yang kamu follow malah membuatmu menjadi negatif. Coba batasi apa yang kamu lihat di social media dengan follow orang-orang yang bisa membuat kamu merasa ‘lebih baik’. Mau unfollow orang yang nggak bikin kamu hepi? Nggak masalah kok tapi bukan berarti benci yaa. Kamu hanya membatasi apa yang kamu ‘konsumsi’ setiap hari supaya kamu nggak terdistraksi dengan hal-hal yang nggak penting.

 

 

Yuk lebih peka terhadap kondisi kesehatan mental diri sendiri dan orang lain. Bicara dengan keluarga atau sahabat dan temui psikolog atau psikiater supaya bisa mendapatkan diagnosa lebih lanjut.

 

Remember guys, you are not alone. We are in this together! Kamu bisa share masalah dan kondisi kesehatan mental kamu atau orang terdekat dengan mentor dan psikolog yang ada di Aplikasi Kejar Mimpi. Download aplikasinya sekarang di sini.

 

 

TOP VIDEO
#CeritaKejarMimpi Eps.1 Perkenalkan, Namaku Mimpi
#CeritaKejarMimpi Eps.2 Kenali Mimpi, Bangkit Lebih Tinggi
Maudy Ayunda - Generasi Produktif