Sukses Kejar Mimpi Dengan Meningkatkan Soft Skill dan Life Skill

Indonesia akan mengalami bonus demografi, dengan 64% dari total jumlah penduduk Indonesia berada pada usia produktif pada tahun 2020 – 2035. Artinya semakin banyak anak muda Indonesia yang berpotensi menggerakkan perekonomian Indonesia. Hal ini pun juga harus diimbangi dengan kualitas tenaga kerja yang baik.

 

Tapi seringkali ada cerita bahwa generasi milenial dianggap kurang profesional dalam bekerja. Mereka cenderung ingin serba cepat dan kurang bisa menerima masukkan dari orang lain. Contoh sederhananya, masih banyak keluhan para perekrut terhadap calon pelamar kerja yang nggak mencantumkan cover letter atau perkenalan singkat dalam email saat melamar kerja. Ada juga mereka yang susah tepat waktu baik dalam hal mengerjakan tugas atau saat membuat janji. Padahal semua itu menjadi etika dasar yang utama dalam bekerja secara professional. Jadi apa bisa menjawab kualitas sumber daya manusia yang baik?

 

Di sini lah pentingnya bagi generasi milenial untuk mengenali dan mengasah life skill dan soft skill dalam diri. Kadang kita terlalu fokus untuk mengasah kemampuan akademik yang bisa kita dapatkan dari sekolah atau kursus tertentu. Padahal soft skill dan life skill juga memegang peranan untuk bisa bertahan dalam persaingan kerja maupun bisnis. Terlebih lagi, perkembangan teknologi dan ekonomi digital yang semakin pesat saat ini tentu membutuhkan keterampilan manusia yang nggak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan seperti robot atau inovasi teknologi lain. Hal ini juga menuntut generasi milenial yang menjadi sumber daya manusia untuk bisa memenuhi kemampuan kerja yang berkualitas.

 

Apa bedanya life skill dan soft skill?

 

Life skill dan soft skill memang serupa tapi tak sama. Faradila Bachmid sebagai duta literasi Sulawesi Utara menjelaskan bahwa soft skill dan life skill itu kunci bertahan hidup dalam persaingan. Life skill adalah kemampuan psiko-sosial yang membantu kita beradaptasi dan bertahan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari yang terus berubah. Sedangkan soft skill sering disebut keterampilan berhubungan dengan orang atau kecerdasan emosional, merujuk pada kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. 

 

Soft skill sangat penting untuk memenuhi tantangan dalam kehidupan profesional dan kesuksesan kita. Bila diseimbangkan dengan life skill, kita akan dengan mudah menjalani hidup lebih efektif dan bahagia. Seseorang dengan soft skill dan life skill yang kuat dianggap memiliki kedewasaan dan profesionalisme yang bisa melahirkan seorang pemimpin. Mereka cenderung nggak mudah terprovokasi dan bisa mengendalikan emosi diri.

 

 

Organisasi kesehatan dunia atau WHO memiliki 10 aspek life skill yaitu

1. Self-awareness (kesadaran diri)

2. Empati

3. Critical thinking

4. Creative thinking

5. Decision making

6. Problem Solving (pemecahan masalah)

7. Effective communication (komunikasi yang efektif)

8. Interpersonal relationship

9. Mengatasi stress

10. Mengendalikan emosi

 

Sedangkan aspek soft skill meliputi:

1. Personality & attitude Development

2. Manajemen krisis

3. Jiwa kepemimpinan

4. Kemampuan berpikir logis

5. Kemampuan presentasi dan public speaking

6. Time Management

7. Mendengarkan

 

Nggak ada kata terlambat dalam mengasah soft skill dan life skill dalam diri. Menurut Faradila, sebelum mengembangkan life skill & soft skill, pahami potensi apa yang ada dalam diri kita, misal apakah kita senang membuka obrolan dalam forum atau kita lebih senang mencari solusi. Selain itu, banyak mengobrol dengan teman atau kenalan dengan orang baru juga bisa membuat kita kenal siapa diri kita ketika berinteraksi dengan orang lain. Yang paling penting adalah membaca buku dan literature untuk membuka pikiran kita lebih luas lagi.

 

Mengapa soft skill dan life skill penting di tengah perkembangan teknologi dan informasi?

 

Saat ini kebutuhan industri lebih dinamis, saling berhubungan dan fleksibel, sehingga soft skill dan life skill sangat dibutuhkan penting. Bahkan dilansir dari Forbes.com, menurut laporan Global Human Capital Trends Deloitte 2016, pihak HRD perusahaan menganggap keterampilan ini penting untuk menciptakan karyawan yang berjiwa kepemimpinan serta talenta baru untuk memajukan perusahaannya.

 

Ini beberapa alasan lain yang Kejar Mimpi coba jabarkan mengapa soft skill dan life skill penting untuk diasah dalam diri kita.

 

1. Kemampuan hard skill akan handal kalau dilengkapi dengan soft skill

Bayangin jadi seorang designer tapi kalau nggak bisa mempresentasikan hasil karyanya ke klien sama aja sia-sia. Atau seorang manajer yang mengatur seluruh operasional perusahaan harus bisa mendengarkan pendapat karyawannya dan mampu memecahkan masalah perusahaan. Oleh karena itu, semua karir membutuhkan seenggaknya beberapa soft skill untuk membuat hard skill berharga.

 

2. Memperkuat mental yang ada di dirimu

Mengasah soft skill juga akan berpengaruh terhadap mental yang kamu miliki. Mental berani, rajin dan pantang menyerah terlihat dari konsistensi yang ada. Kalau kamu rutin mengasahnya, kamu juga akan semakin unggul dari yang lain meskipun kamu punya hardskill yang sama dengan yang lain. Kamu pun juga akan lebih siap untuk bersaing di dunia kerja atau dalam mengejar mimpimu.

 

3. Dunia kerja masa depan akan mengandalkan soft skill

Inovasi teknologi dan kecerdasan buatan akan menggantikan lapangan pekerjaan yang ada. Sehingga proporsi pekerjaan yang dicari oleh perusahaan akan mengandalkan soft skill dari sumber daya manusia. Studi dari Deloitte Access Economics bahkan memperkirakan bahwa dua pertiga dari semua pekerjaan akan bergantung pada soft skill pada tahun 2030 secara global.

 

4. Tren pekerjaan masa depan mengendepankan kolaborasi

Keterampilan seperti mendengarkan, berkolaborasi dengan orang lain, mempresentasikan ide dan berkomunikasi dengan anggota tim semuanya sangat dihargai di lingkungan kerja saat ini. Dengan menguasai soft skills, maka kita juga akan terlibat pada lingkungan kerja yang produktif, kolaboratif dan sehat, semua atribut penting bagi perusahaan yang semakin kompetitif.

 

5. Mampu bekerja di bawah tekanan

Mengendalikan emosi kita adalah satu-satunya keterampilan supaya tetap produktif di bawah tekanan. Rasa cemas, frustrasi dan kemarahan adalah emosi yang paling umum kita temui saat bekerja. Emosi dapat merusak kemampuan kita untuk berpikir logis terhadap situasi yang terjadi dalam pekerjaan. Dengan mengenali emosi-emosi dalam diri, kita akan terlatih untuk kembali tenang dan fokus menyelesaikan masalah.

 

Dalam mengasah soft skill dan life skill, tantangan terbesar dalam hidup ini adalah bagaimana menaklukan diri sendiri. Kalau kamu mau tahu cara menggali potensi diri melalui soft skill dan life skill, yuk dengerin podcast Kejar Mimpi bersama Faradila Bachmid di aplikasi #KejarMimpi. Download aplikasinya di http://bit.ly/kmappdownload ya Dream Warriors!

 

TOP VIDEO
#CeritaKejarMimpi Eps.1 Perkenalkan, Namaku Mimpi
#CeritaKejarMimpi Eps.2 Kenali Mimpi, Bangkit Lebih Tinggi
Maudy Ayunda - Generasi Produktif